Palestina: Fugue Kematian -kepada Paul Celan Black milk of morning we drink you evenings We drink you at noon and mornings we drink you at night We drink and we drink Susu hitam Kami minum kau Di pagi hari Di siang hari Di malam hari Kami minum kami minum kami minum Kematian adalah tuan asing dari Zionistland Matanya biru Logat bicaranya biru Kulitnya biru Rambutnya tidak hitam seperti rambutmu Al-Shaima Akram Saidam Seperti matamu Jamil Najm al-Deen Naijm Susu hitam Kami minum kau di pagi hari di siang hari di malam hari Kami minum kami minum kami minum Kematian adalah tuan asing dari Zionistland Dia bom kota kami Gaza Dia tembaki anak anak kami laki perempuan di Gaza Dia bom rumah rumah sakit tempat anak anak kami berlindung di Gaza Dia hentikan listrik air obat-obatan makanan untuk anak-anak kami masuk ke Gaza Kematian adalah tuan asing dari Zionistland Tuan asing yang lari dari kematian di Deutschland Rambut pirangmu Margarete Rambut coklatmu Shulamit Jadi susu hitam Kami minum Di pagi hari Di siang hari Di malam hari November, 2023. Dari Sungai Sampai Ke Laut Dari sungai sampai ke laut Di antara daun daun Zaitun Angin membawa suara tangisan anak anak yang kehilangan orangtuanya Suara tangisan orang tua yang kehilangan anaknya Suara tangisan mereka yang kehilangan suami istrinya Dari sungai sampai ke laut Bau amis darah dan mesiu menguar dari batu batu jalanan Permukaan tanah yang kering berlobang lobang Matahari yang tak henti membakar bumi Dari sungai sampai ke laut Doa doa terkubur dalam berita berita fitnah dan propaganda Rumah rumah dibuldozer Dan tawa riuh pesta pora zombie zombie berbendera bintang segi enam Dari sungai sampai ke laut... Dari sungai sampai ke laut Tangisan dan doa perlahan menjelma penasaran dan marah Daun zaitun dan batu jalanan terbakar nyanyian ombak di pantai Dan dari lobang lobang tanah berbau amis darah dan mesiu Tiba tiba angin bangkit dan menjelma badai Memekikkan teriakan menggetarkan langit dan bumi: Dari sungai sampai ke laut Palestina pasti merdeka! Jogja, November 2023. Disebabkan Oleh Sappho Cinta menggetarkan jiwaku Seperti angin gunung menyibak daun daun pohonan Tapi jalanan tanah basah setapak itu MelarikanMu jauh jauh dari jangkauan pelukan Jogja, Desember 2015. Requiem Atap rumah aspal jalanan Matahari terbakar di atasnya Kartu natal tak terkirimkan Membayangkan rupa datang duka Matahari terbakar di atasnya Lelaki tua mengabarkan kematian Membayangkan rupa datang duka Jogja tenggelam dalam tangis medan Lelaki tua mengabarkan kematian Ibu pergi berangkat ke sorga Jogja tenggelam dalam tangis medan Tanah kuburan basah airmata Ibu pergi berangkat ke sorga Anak merantau tak pernah kembali Tanah kuburan basah airmata Lahir penyair dalam sunyi puisi Sajak Prosa Apakah hujan ini hujan kiriman dari Jakarta? (tanya tubuh telanjang di sampingnya di losmen tengah kota itu) Lampu kota mengabur di jendela kamar losmen, dipermainkan hamburan titik titik hujan dan angin malam. (Di bantal ada basah airmata) Suara hujan di jendela kaca losmen terdengar seperti suara...seperti suara...seperti suara ombak memukul mukul badan perahu! Perahu kayu yang cuma berisi dirinya dan anak anaknya dan pasangan pasangan binatang! (tiba tiba dia bangkit duduk di atas kasur) Hujan itu tiba tiba mengingatkannya pada Banjir Besar yang menghancurkan kotanya dulu, ribuan tahun lalu, yang cuma menyisakan pasangan pasangan binatang dan kemarahan abadinya! Jogja, Januari 2013
Sumber ilustrasi: Safialatif.com