Semata Bayangan
dunia adalah semata bayangan
berkelebat di hatimu
menjelma hijab
menjadi napsu
menghalang pandangmu
kepada Tuhan
benda-benda meringkusmu
dari dirimu sendiri
dan membuangmu
pada tepi kekosongan ini
dunia adalah semata bayangan
kita berjalan
dalam bayang-bayang
mencari cahaya
kau membaca langit ketika sedih
kautemukan batu-batu
menangis
mengungsi ke hati waktu
bintang-bintang berpendaran
jauh di lubuk hatimu
menggapai-gapai keluar
dari gua bayangan
dan seakan sampai
kepada matamu
2019
Bersuluk Ketika Hujan
ketika hujan turun ngelangut di matamu
bulu-bulu kelam bergelantungan
kesedihan berleleran di halaman
daun-daun hanyut timbul-tenggelam
nasib orang-orang mengapung-apung
di jalan-jalan kota menuju impian
berapa harga hidup, kekasih
barangkali seharga sunyi
yang dirawat luka
ketika hujan turun mengeras di udara
dingin, dingin, dan dingin penantian
kaucari-cari di selokan-selokan
sisa-sisa mata ikan
yang mendzikirkan namaNya
2019
Tuhan di Mana-Mana
Tuhan di mana-mana
kau hanya tanya yang ada
berkumandang sendirian
dalam pikiran
nama-nama yang kaukenal
tak pernah menjadi
puisi yang terkenal
sunyi yang akrab sekedar bunyi
yang sepi
Tuhan di mana-mana, tak bernama
Tuhan bukan kata, bukan rupa
Tuhan tak selesai kaujawab
selain Tuhan kau dirundung gelap
kau merasakannya ke mana-mana
tapi tak bisa mengucapNya
kau menemukannya di mana-mana
tapi tak bisa menggapaiNya
2019
Kepada Rubaiyat
ah, Omar Khayyam, oh Rumi
mari menarikan lagi lagu puisi
membaca syair-syair terlarang
dan melayang ke galaksi
bintang-bintang Tuhan
akan berpendar di hati
menguasai gerak ruhani
bertukar dalam keintiman cinta
apalah arti diri
apalah arti nama-nama semua ini
segala tercatat dalam kitab sunyi
dan dibaca para mailakat suci
kita menari saja
seperti wayang di latar langit
dengan kenangan yang menyala
dalam impian kemabukanNya
2019
Orang Asing
bukankah setiap kita
adalah orang asing, kata Khalil Gibran
kota tak ubahnya
tempat keterasingan juga
hujan yang tercurah membasahi hatimu
kopi yang terhidang di papan gerobak angkringan
membangkitkan cinta lama yang terbuang
lihatlah, papan-papan iklan menyala
kemurahan bermunculan di mana-mana
yang basah oleh rindu segera mengalirkan lagi
lagu lampu-lampu
bukankah setiap kita bisa gelisah
dan tercekik hingga pasrah?
lantas siapa yang menyelamatkan
dan menunjukkan rahasia keasingan kita
jika bukan Tuhan?
Foto: meedmindful.com