DONASI

Sajak Cinta Untuk Hidup dan Mati: Puisi Rekki Zakkia

SAJAK CINTA UNTUK HIDUP DAN MATI Aku ingin selalu memupuk perasaan cinta kepada segala sesuatu yang maknawi: yang berjiwa kehidupan sebagian perjalanan dilewati dengan kesedihan...

PUISI | SUNDAY, 25 JUNE 2023 | 18:32 WIB

SAJAK CINTA UNTUK HIDUP DAN MATI

Aku ingin selalu memupuk 
perasaan cinta kepada segala 
sesuatu yang maknawi: 
 
yang berjiwa kehidupan  
sebagian perjalanan  dilewati
dengan kesedihan

sementara sebagian lagi

dilewati dengan kebahagiaan:

dan masa muda adalah saat di 
mana kita melewati hidup dengan 
gairah

Ooh, masa muda, saat cinta memikatmu 
melalui keangkuhannya yang manis

hangat gairah terlihat di setiap sudut,

dan cinta terucap di semua mulut  
pikiran sering mengembara sendiri, tapi hati 
tidak, ia selalu menujumu, meskipun jiwa 
teraniaya  menanggung kesunyian 
dan segala sepi 
tubuh remuk berjalan memanggul kenangan,  
berjalan menyeret robekan-robekan sejarah diri 
pada perjalanan fana ini

bagaimana aku kuasa untuk menolak  
sentuhan rahasia sebuah penemuan,  

yaitu makna untuk menemukanmu! 
 

Hidup adalah situasi-situasi, peristiwa-peristiwa, 
keterkejutan, juga keajaiban dan ketakterdugaan 
yang fana

namun bisakah kita merangkai perjumpaan ini 
menjadi takdir kecil, yang akan menjadi sebuah 
takdir besar  dimana rahasianya terkuak, 
ketika langit terbaca? 
sebagai makna, rahasia penemuan 

bukanlah biografi kehilangan 
 
Bagaimana sebaiknya seorang penyair  

mesti melawan pikiran-pikirannya sendiri? 
di mana penyair seharusnya berlindung  
dan berteduh dari kutukan waktu dan sepi-sepi? 
selain berpulang kepada keluasan langit makna  
yang tersusun dari doa-doa serta puisi-puisinya 

Ya, setelah sekian lama aku kini tahu, 
kehidupan lebih menyakitkan daripada kematian 
dan cinta ternyata lebih dingin daripada kematian,  
sebab itulah seorang penyair menulis: 
“Cinta adalah anak  yang dilahirkan tanpa ibu 
dan ia mati tanpa harus dikuburkan."

Kepada apa dan siapa cinta seorang penyair  
dipersembahkan untuk kemudian dipertaruhkan? 
selain akhirnya takluk 

pada kecupan  
ciuman sang maut yang begitu molek?  
“Seorang penyair terus mabuk 
bukan karena cinta, tapi maut”* 


Sementara kenangan masa mudaku berbaris rapi  
dalam catatan-catatan penuh kesangsian hidup  
tertuliskan dengan huruf-huruf penuh api,  
abjad-abjad penuh api seperti puisi untukmu ini,  
--untuk mengekalkan cinta, hidup dan mati kita, kini atau nanti 

Dan aku tidak bisa mengubah takdir apa pun : 
Kecuali bahwa aku adalah seorang penyair! 
 


2023 


*baris dari sajak Faisal Kamandobat berjudul “Kidung Bumi”. 

SEBUAH SAJAK CINTA YANG SENGIT

"tak seorang pun dapat menyakiti hatiku 
kecuali orang-orang yang kucintai" 

-----------Jorge Luis Borges 

Aku menulis puisi ini tengah malam, 
kubayangkan kau belum tidur,  
dan tak akan pernah bisa tidur  
terjaga sendiri dalam kesunyian, 
kau tergoda memikirkan dirimu sendiri:  
riwayatmu, impianmu, kegagalanmu, harapanmu 

Mungkin kau juga membayangkan sebuah cinta
 
di sana,  meski kau tak akan pernah menemukan bentuk 
nyatanya  keadaan seperti itu bukan siksaan yang 
menggodamu  untuk mencari jalan penyelamatan ; tapi 
sebaliknya,  sebuah siksaan
 
yang menggodamu untuk tenggelam  
dalam kenikmatan ratapan 

Tapi aku lebih suka jika kau membayangkan dirimu dalam peran
 
yang mewah, 
di mana kau menatap cermin untuk menjumpai duplikatmu, 
menatap sosok ilusifmu 

cermin selalu mengajarkan suatu muslihat dalam penuh kejujuran:
sebuah kepalsuan yang mirip tanpa cela  

Melalui itu kau tersenyum bahagia, menyaksikan rambut gelapmu yang misterius,  
matamu yang digenangi begitu banyak isyarat, dan senyummu yang sama tajamnya  dengan kata hati 
diam-diam kau terhibur dengan narsisme, dengan memberikan kekaguman  untuk mengakui keanggunanmu, dan aku setuju! 
 

Atau ingin kau habiskan malam-malammu dengan membaca buku?  

Sebuah buku filsafat akan membuatmu tak berarti, 
karena filsafat memiliki watak menghancurkan segala sesuatu 
yang dianggap berarti 

Membaca novel? Itu memang menghibur dan dapat membantumu  menyeberangi malam yang pedih, tapi bukan tanpa masalah:  

novel memiliki watak meringkus riwayatmu yang nyata  
ke dalam riwayatnya yang dusta, hingga kau musnah bersamanya

Membaca puisi lebih mengerikan lagi: ia akan mengirimkanmu 
ke dalam ketidakpastian;  
dan meski pun itulah yang kau inginkan, kau tak memiliki banyak kemungkinan  untuk mengalaminya dengan penuh ketulusan 

Seandainya dunia ini panggung dan hidup ini sandiwara,  
maka segala sesuatu yang kau perankan adalah tontonan bagi 
kematian:  kau memerankan begitu banyak kerinduan, 
tapi kau sengaja  menggagalkan adegan demi adegan
 
sebelum pentas benar-benar berakhir  

Mungkin sempat kau bertanya kepada diri sendiri, atau sengaja tidak bertanya;  kenapa aku terobsesi dengan kegagalan?  
dengan tabah kau boleh menjawab; karena kegagalan 
adalah salah satu  dari sekian keberhasilan yang dilupakan  
tapi kau menipu diri, karena apa yang sesungguhnya kau inginkan adalah 
usaha mengingkari apa yang secara ambisius kau perankan dan perjuangkan  sebuah gaya hidup yang sulit dipahami, 
sama sulitnya dengan memahami kematian.

Cobalah kau tutup sepasang matamu sebentar saja, lalu bukalah kembali seperti semula  
mungkin tak ada yang berubah dari apa yang kau saksikan 
dan mengerti, tapi itulah metode paling sederhana untuk melupakan 
segalanya, yang pahit  dan yang manis, yang pedih 
dan yang mendebarkan  
 

Atau ingin kau bayangkan kau tidur di angkasa, telanjang, menyerahkan diri  pada angin, hujan dan bintang gemintang?  
jika hal itu sungguh kau pikirkan, aku memiliki sepasang tangan 
yang dapat  kau jadikan sayap untuk membantumu terbang 

Tapi aku tak akan meminjamkan tanganku padamu, karena siapa pun tahu  masih begitu banyak kepedihan indah yang harus kau perankan di bumi ;  
rindu, cinta, dendam, serta segala sesuatu yang membuatmu runtuh di 
dalamnya! 

2023

KEGILAAN YANG MANIS

Tuhan telah mengirimkanmu kepadaku 
turun dari langit menaiki bintang jatuh,  
serupa meteor, hadir untuk menyalakan  

dan mengacaukan senyap pikiranku 
sementara langit pikiran begitu sunyi

Kesedihan adalah malam  

yang tak pernah bisa aku taklukkan,  
kulayari sendirian, langit pikiran begitu sunyi

Engkau, seorang perempuan pemilik definisinya sendiri 
kidung-kidung yang kau nyanyikan, laksana sebuah puisi  
yang bisa dibaca oleh setiap manusia dari arah mana saja  
akan terbaca oleh semua mata melalui cara yang berbeda  
sementara matamu sendiri 
adalah sebuah perpustakaan  

yang menyimpan labirin makna agung buku-buku  
antologi puisi para penyair dari seluruh penjuru benua 
 

Kalau aku bertanya kepadamu tentang cinta,  
dengan mata berbinar kau akan menceritakan kembali  
soneta-soneta indah yang telah khatam kau baca, 
namun, kau tak akan pernah mengerti;  
bagaimana kegilaan telah menemaniku  
sekaligus memfitnahku sepanjang hidup  
dengan caranya yang paling manis dan kejam 
 
 

Sementara kegilaanku,  
sebenarnya hanyalah murni ketidakmampuanku  
untuk menjangkau kedalaman magis pikiran-pikiranmu 

Perasaanku tak pernah sekuat ini, 
jarak antara dada dan hati begitu dekat, ambang maya 
letak antara mata dan bibir begitu dekat, ambang nyata 
namun, aku tetap senantiasa merasa sendirian, 
selalu dilahirkan untuk selamanya sendirian

Selalu tetap hanyalah seorang petualang  
di garis batas ambang maya dan nyata 
penjaga palang tapal batas waras 
dan gila

Sejauh yang kuingat, perasaanku 

tak pernah sekuat  ketika aku menuliskan 
untukmu puisi kesaksian ini 

Engkau, perempuan merdeka dalam definisinya sendiri ; 

pahat dan tulislah kecantikanmu sendiri, dan buatlah menjadi abadi! 
 

2022 

Ilustrasi by Joey yu

1225

Rekki Zakkia

Rekki Zakkia lahir di Magelang, 30 Desember 1980. Owner and Founder Kedai Kopi & Buku dan Taman Baca Kebun Makna yang berlokasi di Jalan Trayem, Dusun Karang Sanggrahan, Plosogede, Ngluwar, Magelang. Founder Yayasan Akar Makna Indonesia. Mantan pemimpin redaksi jurnal Senthir, sebuah jurnal kebudayaan untuk pelajar yang terbit di Yogyakarta. Tulisannya berupa puisi, cerpen, kritik seni dan esai dapat ditemui di beberapa media, antara lain; Bernas, Horison, Senthir, Pesantren, Amok, Medan Muslimin, Blocknote, Kedaulatan Rakyat, Solo Post, Lembar Bhipa, dll. Selain itu, karya-karyanya juga tercantum dalam buku antologi Horison Kaki Langit Pelajar (2002), Noktah (1998), Bengkel Sastra (1998), Pelajar mengenang Chairil (1998), Kilometer Nol (2014), Taman di Seberang Ingatan (2020). Buku kumpulan puisinya berjudul “Matahari Sebutir Pasir” diterbitkan oleh Gambang Buku Budaya tahun 2018. Setelah sejenak singgah di Fakultas Bahasa dan Sastra Universitas Negeri Yogyakarta (FBS-UNY), sekarang ia bergiat di Komunitas Rumah Lebah, Akar Makna Indonesia, SAMAG (Sastra Magelangan) dan aktifis Front Perjuangan Pemuda Indonesia. Instagram : rekki_zakkia. Facebook : Rekki Zakkia.

Comments are closed.