DONASI

Rumah Puisi: Puisi-Puisi Ilham Wiji Pradana

Nyanyian Burung di Pagi Hari Setelah subuh tiba, rinai ritmis membasahi sebagian kota kecilku. Beberapa menit setelah subuh, matahari merayap penuh keyakinan. Daun-daun di sekitar...

LEMBAR | MONDAY, 21 FEBRUARY 2022 | 19:25 WIB
Nyanyian Burung di Pagi Hari 

Setelah subuh tiba,
rinai ritmis membasahi 
sebagian kota kecilku.
Beberapa menit setelah subuh,
matahari merayap 
penuh keyakinan.
Daun-daun di sekitar halaman
rumah basah. Dan, 
bunga-bunga kamboja bermekaran, 
berseri-seri. Kini, 
burung-burung girang menyanyikan suit-suitnya

(2021)  


Rumah Kecilku 

Rumah kecilku dihimpit
rumput-rumput ilalang,
dengan kecapung kedua sayapnya,
terbang melawan arah angin. 

Di depan rumah kecilku
air mengalir dengan tenang
angin tak mampu mengusik
atau, mempercepat aliran. 

Di rumah kecilku
Aku menginginkan satu tumpuk 
Atau dua tumpuk buku puisi.
Supaya aku bisa main-main 
dengan kata. Supaya aku tidak 
kesepian di antara embun-embun yang turun. 

(2021)   


Rumah Puisi 

Rumahku tak memilki jendela,
hanya satu pintu
di sebelah kanan dan kiri 
ada beberapa buku puisi
“silahkan dibaca” 

Aku menunggu kau 
di rumah puisi ini
“Jika kau mencariku 
Aku sedang membaca 
puisi Pak Sapardi Djoko Damono
di ruang belakang dengan 
secangkir teh dan beberapa
puntung rokok yang tergeletak.” 

“Jika kau tidak mencariku
Puisi-puisi di rumahku 
akan menghibur dan menemanimu.”

(2021)


Kupu-kupu dan Bunga di Siang Hari

Bunga di tepian rumah itu
adalah bunga kertas, melati dan kamboja.
Siang hari ini terik matahari
memekarkan bunga di taman
ada beberapa bunga 
ditikam kesepian
beberapa kupu-kupu
datang mencari kecupan. 

Kupu-kupu di taman
terbang mengepak-ngepakkan sayapnya
angan-angan menembus awan
cinta kasih sesama orang.

Kupu-kupu di taman
ditikam kesepian,
hanya satu kata “lawan”
rasa kesepian yang melelahkan.

(2021)


Ke Mana 

Ke mana angin membawaku terbang?
Jika cinta hanya mengusik diri 
“silahkan bawa aku terbang
ke tempat yang paling sunyi sekalian”

Ke mana ombak menyeret tubuhku?
“jika di tepi pantai 
ada seorang gadis anggun
yang sedang menungguku pulang”

Ke mana diriku berada,
Jika sukma akan terpisah oleh raga
Jika cinta tak pernah bermuara
Jika kasih tak menemukan kekasih
Maka, bawalah aku terbang 
menuju tempat paling sunyi sekalian. 

(2021)  

572

Ilham Wiji Pradana

Tinggal dan berkarya di kota kecil yaitu Pati, Jawa Tengah. Dapat disapa melalui Instagram ilham_wiji.

Comments are closed.